Masyarakat Kota Bantu UMKM Pedesaaan Melalui Fintech
Menurut definisi yang dijabarkan oleh National Digital Research Centre (NDRC), FinTech adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu inovasi di bidang jasa finansial. Kata FinTech sendiri berasal dari kata financial dan technology yang mengacu pada inovasi finansial dengan sentuhan teknologi modern.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di pedesaan tak perlu khawatir kekurangan modal. Masyarakat di perkotaan bisa meminjamkan modalnya lewat Koperasi Mitra Dhuafa (Komida).
Komida bekerja sama dengan PT Sampoerna Wirausaha (Mekar) untuk memberi pendanaan bagi usaha kecil milik wanita di area pedesaan.Mekar.id, platform peminjaman online inovatif atau fintech yang dikelola oleh PT Sampoerna Wirausaha.
“Komida telah terbukti memiliki program yang fantastis untuk membiayai kaum perempuan di area pedesaan yang memiliki usaha kecil. Sebanyak ratusan ribu perempuan telah didanai oleh Komida dan 99,7 persen dari mereka membayar tepat waktu,” ujar CEO Mekar Thierry Sanders dalam keterangannya tertulisnya di Jakarta.
Dalam lingkup kerjanya, Komida melakukan seleksi, melakukan pembinaan dan pelatihan, serta memberi pendanaan bagi kaum perempuan. Pinjaman ini kemudian ditampilkan secara online untuk memilih dan mendanai usaha kecil, sekaligus berinvestasi. Investasi yang juga dijamin ini dapat memberi imbal hasil dengan rata-rata 10 persen per tahun.
Dengan mengadopsi sistem Grameen Bank, Komida telah memberi pinjaman lebih dari Rp 2,5 triliun kepada lebih dari 375.000 perempuan melalui 150 kantor cabang mereka di seluruh Indonesia.
“Kemitraan dengan Mekar akhirnya akan menyatukan kelas menengah yang bertumbuh di Indonesia dengan kaum perempuan yang benar-benar membutuhkan pembiayaan untuk mengembangkan usaha mereka sehingga mereka dapat menyokong dan menghidupi keluarga mereka,” ujar Ketua Komida Slamet Riyadi.
Unit pembiayaan Bank Dunia International Finance Corporation (IFC) dalam laporannya untuk tahun 2016, menemukan bahwa 51 persen dari UKM di Indonesia dimiliki dan digerakkan oleh perempuan. Selain itu lebih banyak pengusaha perempuan yang membutuhkan pendanaan dengan cara meminjam dana tunai untuk bisnis mereka, dibandingkan pengusaha pria yang hanya sekitar 40 persen.
Referensi merdeka.com