BISNISRIAU – Perusahaaan pengolahan kelapa sawit, PT Mahkota Group menyatakan minatnya untuk melantai di pasar modal. Perseroan adalah holding dari enam entitas anak.
Direktur Independen Mahkota Group Nagian Tony menjelaskan, yang akan menjadi perusahaan publik adalah perusahaan holding. Saat ini, Mahkota Group mempunyai bisnis pabrik kelapa sawit (PKS) yang berfungsi sebagai tempat pengolahan tandan buah segar (TBS). Rencana Initial Public Offering (IPO) tersebut akan direalisasikan pada Juni 2018 mendatang.
Dalam proses IPO perseroan akan menggunakan buku Desember 2017. Targetnya, awal April mereka akan mengajukan persyaratan pendaftaran ke Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Kita akan melepas 20% hingga 30% saham,” ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu (7/2/2018).
Meskipun masih dalam proses penghitungan oleh underwriter, yaitu Panin Sekuritas, dia mengatakan bahwa perseroaan membidik dana sebesar Rp100 miliar hingga Rp250 miliar dari IPO. Rencananya dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi perusahaan.
Tony menjelaskan, dengan dana yang dihimpun Mahkota Group akan merambah sektor hilir minyak kelapa sawit. Sementara untuk pasokan kelapa sawitnya perusahaaan masih membeli dari petani kelapa sawit di Sumatera Utara. “Dananya untuk ekspansi pembangunan refinery. Sekarang masih menghasilkan produk setengah jadi nanti kita ke hilirnya,” kata dia.
PKS yang dimiliki perusahaan saat ini bisa memiliki kapasitas 45 ton per jam. Tercatat, aset perusahaan yang berbasi di Sumatera Utara ini sebesar Rp1 triliun.
Dengan adanya dana segar yang akan dikantongi setelah IPO, maka perseroaan akan menjangkau bisnis hilir. Dalam jangka panjang dia juga menargetkan dapat memperluas kepemilikan lahan.
“Kita mau kearah minyak refenery nya dan bisnis kita ke depannya kita akan ini kebun-kebunya, akusisi kebun-kebun. Kita akan pengembangan ekspansi mencari kebun-kebun untuk mensupport jadi dari hulu sampai ke hilir,” tandasnya.
Sumber : okezone.com
