BisnisRiau – Anggota Komisi B DPRD Jateng Akshin Makruf menyatakan, kasus naiknya harga beras akhir-akhir ini mengindikasikan jika pemerintah gagal memenuhi janjinya terkait beras murah untuk rakyat.
Bulog seharusnya blak-blakan mengumumkan stok beras yang ada. Karena harga beras di beberapa daerah masih tinggi terutama jenis medium. “Pemerintah menyampaikan kalau harga beras medium Rp9.450, sedangkan harga premium Rp12.800. Namun faktanya, harga beras sekarang mencapai Rp14.000 di pasaran. Kenapa ini bisa terjadi? Ya harus dicari penyebabnya,” kata Akshin Makruf saat berbicara dalam Diskusi Prime Topic MNC Trijaya FM Semarang bertema “Turunkan Harga Beras” di Hotel Grasia Semarang.
Menurutnya, harga beras yang masih tinggi telah memunculkan kecurigaan. Karena jika stok mencukupi dan harga beras normal, seharusnya sesuai dengan harga eceran tetap (HET). Meski pemerintah sudah melakukan berbagai cara untuk menstabilkan harga beras, tapi upaya tersebut belum membuahkan hasil.
“Usaha pemerintah sudah terlihat mulai dari percepatan masa panen, penambahan perluasan lahan, sampai pengawasan lebih intensif mengenai dugaan penimbunan beras melalui satgas pangan,” ungkapnya.
Kepala Divre Bulog Jawa Tengah Djoni Nur Ashari mengatakan, pihaknya telah melakukan operasi pasar dan diyakini mampu mengendalikan harga beras. “Kami berharap harga beras bisa turun sampai mendekati Rp9.450/kg,” ujar Djoni.
Namun diakuinya, jika pendistribusian beras memang masih belum merata sehingga mengakibatkan beberapa daerah, khususnya bagian selatan Jawa Tengah, harga beras masih tinggi. “Ada beberapa daerah Jateng harga berasnya masih tinggi, seperti di Kabupaten Banyumas, Purwokerto, serta Cilacap,” ujarnya.
Karena itu, Bulog terus berupaya menekan harga beras namun masih belum merata, khususnya di Cilacap, beras medium masih berkisar Rp10.450 hingga Rp11.200. “Tapi di daerah, seperti Solo, Semarang, dan Demak, harga mulai berangsur normal sesuai dengan HET,” ujarnya. Sekretaris Disperindag Jateng Ratna Kawuri mengungkapkan saat ini harga beras di sejumlah kabupaten/kota di Jateng mulai turun, kecuali Banyumas. “Turunnya berkisaran tara Rp200 hingga Rp300,” katanya.
Sumber: Okezone.com