Senin, 5 Februari 2018 09:47:38
Dilihat sebanyak 2,480 kali

Ini Peran Penting Indonesia dalam Kerjasama Selatan-Selatan…!

Ini Peran Penting Indonesia dalam Kerjasama Selatan-Selatan…!
Bisnis Pekanbaru Liputan Media

Bisnis RiauJAKARTA – Kunjungan Presiden Joko Widodo ke beberapa negara di kawasan Asia Selatan, seperti Bangladesh, India, Srilanka, Pakistan dan Afghanistan, semakin memantapkan peran Indonesia dalam Kerjasama Selatan-Selatan. Dalam lawatannya ke beberapa negara Asia Selatan itu, Presiden melakukan misi ekonomi, perdagangan, politik dan kemanusiaan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019 menekankan perlunya Indonesia meningkatkan perannya dalam Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (tiga pihak). Kerjasama Selatan-Selatan (KSS) merupakan Kerjasama pembangunan di antara negara-negara berkembang dalam rangka mencapai kemandirian bersama yang dilandasi oleh solidaritas, kesetaraan, dan saling menguntungkan.

Rental Mobil Instagram Post

Seiring waktu berjalan, model Kerjasama tersebut mengalami perkembangan dengan adanya dukungan mitra pembangunan yang dikenal dengan istilah Kerjasama Triangular.

Partisipasi aktif Indonesia dalam Kerjasama Selatan-Selatan dilandasi oleh kebijakan politik luar negeri Indonesia dan pelaksanaan hubungan internasional yang bebas dan aktif sebagai wujud pengejawantahan amanat UUD 1945, yaitu turut melaksanakan ketertiban dunia.

Kerjasama Selatan Selatan dalam prediksi para ekonomi akan menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 57 persen dari GDP dunia di tahun 2030. Indonesia berada di antara kelompok negara berkembang bersama Brasil, Tiongkok, India, Meksiko, Rusia dan Turki.

Menurut laporan pakar ekonomi PricewaterhouseCoopers (PwC), negara berkembang akan terus menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi global.

Pada tahun 2050, negara-negara E7 dapat meningkatkan kontribusi PDB mereka dari sekitar 35 persen menjadi nyaris 50 persen. Berdasarkan PDB berdasarkan PPP, Tiongkok diproyeksikan akan menjadi negara terbesar di dunia, diikuti oleh India dan Indonesia menjadi negara terbesar keempat.

Seiring dengan peningkatan posisi Indonesia sebagai negara berpenghasilan menengah, peran aktif Indonesia dalam forum global dan Kerjasama pembangunan internasional, termasuk KSS harus semakin ditingkatkan.

Posisi Indonesia sebagai pemain yang netral dalam arena global memberikan nilai tambah dalam menjalin Kerjasama dengan negara-negara selatan lainnya.

Peningkatan peran aktif Indonesia dalam KSS sangat penting karena dinilai dapat memberikan manfaat bagi pembangunan, baik dari sisi politik, ekonomi serta sosial budaya.

Dosen ilmu Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran (Unpad) Teuku Rezasyah mengatakan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Asia Selatan membuktikan Kerjasama ekonomi sangatlah mendesak.

Dalam kapasitas sebagai pemimpin Indonesia serta dengan kedudukan RI sebagai negara unggulan di ASEAN, Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dan Gerakan Non-Blok (GNB), maka sangatlah tepat jika Presiden Jokowi memprakarsai Kerjasama Selatan-Selatan secara nyata, sehingga berdampak signifikan.

Kerjasama Selatan-Selatan ini hendaknya memiliki dua sasaran strategis sekaligus. Yakni meningkatkan kualitas pembangunan masing-masing negara Selatan, sekaligus meningkatkan koordinasi sesama anggota kelompok Selatan.

Agar optimal, KSS ini hendaknya merujuk pada kesepakatan global, sebagaimana terprogram dalam “sustainable development goals” (SDG). Untuk itu, KSS hendaknya fokus pada Kerjasama yang menyangkut kepentingan bersama, dan berdampak cepat bagi kebutuhan mendesak mayoritas anggota.

Dalam praktik nantinya, RI diharapkan mampu mengidentifikasi praktik-praktik SDG terbaik yang telah diterapkan di sesama negara Selatan.

Misalnya, India untuk bidang Informasi dan Teknologi, Indonesia untuk bidang Kesehatan Ibu dan Anak, Malaysia untuk Pembangunan Infrastruktur jalan raya, Mesir untuk Pelestarian Peradaban, dan Afrika Selatan untuk Energi Terbarukan.

Indonesia hendaknya berinisiatif menjadi negara koordinator dari semua kerjasama tersebut, dengan menunjuk pejabat negara yang sangat senior, dan dikenal luas dikalangan KSS.

Seandainya Kerjasama ini dilaksanakan secara sistematis dan terprogram, diharapkan dapat merangkul Myanmar, sehingga secara bertahap menjadikannya negara yang berorientasi pembangunan.

Tanpa perlu mengkhususkan pada pembangunan di Rohingnya, Myanmar diharapkan dapat menggunakan momentum ini untuk menjadi peserta aktif dalam KSS.

Adirini Pujayanti, peneliti hubungan internasional pada Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR dalam “South-South Cooperation and Its Benefit for Indonesia” menyatakan perubahan besar dalam tatanan pembangunan internasional telah berlangsung sejak awal abad ke-21.

Negara-negara baru dengan pertumbuhan ekonomi tinggi muncul, dan banyak di antaranya mulai memainkan peran penting sebagai penyedia Kerjasama pembangunan. Dengan demikian, ada pergeseran menuju pertumbuhan multi-polar yang tidak mengikuti paradigma pembangunan konvensional.

Kerjasama Selatan-Selatan merupakan aspek penting dalam menunjang dan menguatkan Kerjasama pembangunan, khususnya di antara negara berkembang. Kerjasama ini menjadi kerangka penting untuk berbagi informasi, pengalaman, dan pengetahuan.

Dengan prestasi pembangunan dan posisinya sebagai negara berpenghasilan menengah yang besar, Indonesia memiliki kontribusi yang kuat dalam upaya perbaikan arsitektur bantuan pembangunan internasional.

Indonesia terus berupaya menjadi mitra yang andal dan efektif dalam KSS. Mekanisme pembiayaan yang dimiliki oleh Indonesia kini berkembang, sementara Kerjasama pembangunan dengan negara-negara berpenghasilan menengah lainnya terus dikembangkan.

Dengan keberhasilan pembangunan dan posisinya sebagai negara berpenghasilan menengah yang besar, Indonesia dapat berkontribusi besar dalam memperbaiki tatanan bantuan pembangunan internasional.

Pemanfaatan KSS bagi kepentingan politik luar negeri Indonesia berhasil memperluas jaringan diplomasi Indonesia di dunia internasional. Terkait dengan pencapaian sasaran tersebut, tantangan terbesar adalah bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan potensi strategisnya secara maksimal dalam konstelasi politik regional dan global.

Kerjasama Selatan-Selatan dipandang semakin relevan sebagai cara untuk meningkatkan kesejahteraan global secara keseluruhan. Kerjasama Selatan-Selatan juga dipandang sebagai cara baru untuk “win-win solution” yang memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat, baik pihak yang memberikan pengetahuan, maupun negara penerima.

Kehadiran Presiden dan Menlu ke Myanmar pun, adalah bentuk harapan serius atau ‘tekanan’ agar Pemerintah Myanmar segera menyelesaikan dengan baik soal Rohingya, namun kunjungan-kunjungan lain seperti dari MUI, FKUB juga akan sangat strategis.

Sumber : Okezone.com

About Muhammad Rifki Elzan

UKM Riau - Portal Media Informasi, Info Peluang Usaha, Bisnis UKM Riau Dan Direktori UKM Pekanbaru Riau Berbasis MEA