Kesalahan Penyebab Gagalnya Strategi Pemasaran Online di Media Sosial

Kesalahan Penyebab Gagalnya Strategi Pemasaran Online di Media Sosial
Berita UKM Nasional

BeritaUKM, Pekanbaru – Di antara kita ada yang pernah ngalamin gak, udah promo mati-matian via online, tapi gak ada yang respon? Terutama promo dengan strategi pemasaran media sosial terampuh. Menggunakan macam-macam pemasaran melalui media sosial. Padahal kita sering mendengar cerita keberhasilan beberapa seller hanya dengan mengandalkan marketplace dan sosial media untuk berjualan.

kesalahan berikut ini harus kita hindari ketika berjualan online.

  1. Berharap penjualan langsung dari sosial media

Berdasarkan data hasil penelitian dari luar negeri, 94% orang menggunakan sosial media untuk tujuan keluarga dan teman. Lebih kepada untuk berhubungan sosial seperti melihat foto, chatting, atau membaca status.

Rental Mobil Instagram Post

Bahkan sebanyak 62% responden menyatakan sosial media tidak mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Itulah faktanya. Coba ingat-ingat terakhir kali kalian membuka media sosial untuk apa tujuannya? Ingin membeli sesuatu atau hanya melihat update-an status friendlist? Atau mengetahui info yang sedang viral? Biasanya jarang kalau untuk membeli sesuatu.

  1. Selalu berbicara tentang diri sendiri

Kesalahan ini sebenarnya hampir terjadi di semua strategi marketing, bukan hanya di sosial media marketing saja. Mari fokus ke sosial media dulu.

Kita sudah tahu aktivitas yang sering dilakukan orang-orang di sosial media (sosmed). Mereka mampir ke sosmed untuk mengetahui kabar orang dekat dan mencari konten yang menarik.

Oleh karena itu, jika setiap hari hanya mengepost update-an produk terbaru saja, tidak akan ada yang tertarik.

  1. Menganggap konten adalah RAJA

Ungkapan yang sering kita temui di dunia marketing yaitu “konten adalah raja”. Konten berkualitas sejalan dengan hasil yang bagus.

Tapi selain kualitas konten, di media sosial kita harus juga memperhatikan konteks dari konten tersebut. Konteks adalah sesuatu yang melatarbelakangi sebuah kejadian, gagasan/ide, atau pernyataan sehingga semuanya saling berhubungan dan bisa dipahami sejelas mungkin.

Konten yang sekedar menarik tidak selalu berdampak positif terhadap pemasaran. Bahkan bisa berakibat sebaliknya. Jika konten yang dishare via sosial media tidak sesuai konteks produk/jasa yang ditawarkan, maka orang-orang yang tertarik kemungkinan besar tidak sesuai dengan target pasar. Akhirnya meskipun banyak like/follower, tapi percuma, tidak ada yang beli produk kita.

  1. Menggunakan media sosial dengan cara yang salah

Sosial media, media sosial. Tempat/media orang-orang bersosialisasi. Dalam sosial media marketing kita harus bersosialisasi dengan pengguna sosial media yang lainnya. Tidak hanya sekedar posting saja.

Kesalahan ini sering dilakukan para penjual di sosial media, hanya fokus membuat postingan menarik/postingan produk tanpa bersosialisasi dengan target pasar di media sosial.

Sia-sia saja jika setiap hari mengeluarkan konten baru tanpa bersosialisasi. Apalagi kalau belum punya traffic dan follower yang banyak. Konten tidak akan ada yang melihat, tidak ada yang merhatiin, akibatnya berpengaruh ke hasil penjualan.

  1. Tunjukkan bahwa penjual adalah MANUSIA juga

Banyak jasa tambah/jual follower sosmed dan like facebook dengan harga yang tergolong murah. Cara pintas yang sangat tidak disarankan.

Facebook punya algoritma yang menganalisa tingkat interaksi page dengan likers nya. Followers yang ‘dibeli’ dan kebetulan tidak cocok dengan tema page kamu, maka tingkat interaksinya akan sangat rendah.

Facebook akan menganggap spam suatu page jika likers banyak tapi interaksinya rendah. Algoritma berjalan dan terfilter secara otomatis. Postingan tidak akan pernah masuk News Feed followers. Beli like facebook sama dengan membunuh page sendiri.

  1. Menggunakan prinsip 4P, bukan 4E

Bagi yang mempelajari dunia pemasaran, baik di kampus atau di tempat lainnya, istilah 4P pastinya sudah terbesit di luar kepala. Bahkan istilah ini muncul di setiap mata kuliah pemasaran beberapa tahun lalu saat saya masih di kampus. Hingga berkembang menjadi 4C untuk diterapkan di berbagai bisnis. Namun dalam artikel ini kita akan mengupas singkat 4P dan 4C saja.

4P biasa dikenal marketing mix atau bauran pemasaran terdiri dari konsep Product, Price, Promotion dan Place. Intinya bauran pemasaran 4P menjadi metode untuk melakukan riset sederhana/identifikasi terhadap posisi bisnis kita untuk menyusun strategi pemasaran yang tepat.

Penjelasan singkat 4P:

Product: Berbicara mengenai keunggulan produk/jasa

Price: Menentukan harga produk yang tepat beserta strategi harga lainnya

Place: Mengenai lokasi toko atau cara dan tempat distribusi

Promotion: Berkaitan dengan aktivitas mengkomunikasikan produk kepada calon konsumen

Sebenarnya 4P tidak terlalu cocok jika kita terapkan di pemasaran sosial media. 4P tidak selalu kompatibel di semua media pemasaran. Jika dilakukan di sosial media, followers akan kabur.

  1. Sosial media sebagai satu-satunya media pemasaran

Kamu punya akun jualan instagram dengan followers lebih dari 200ribu. Itu adalah satu-satunya media pemasaran.

Hilang sudah kontak 200ribu akun tadi, kita tidak bisa gunakan lagi Instagram. Sangat suram. Akses ke calon pasar potensial yang sudah susah payah didapatkan tidak bisa dilakukan.

Apalagi jika pembeli banyak berdatangan dari sana, sumber penghasilan pokok dari sosial media. Hilang dalam hitungan jam saja. Kita harus ulang dari nol. Itu adalah kelemahan terbesar sosial media.

About Isti RWD