Budidaya Lobster Kualitas Ekspor

Budidaya Lobster Kualitas Ekspor
Berita UKM Nasional

BISNISRIAU –  Perairan laut Aceh dikenal salah satu wilayah penghasil lobster ekpor kualitas terbaik di dunia, namun peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No.1 Permen-KP tahun 2015 melarang ekspor bibit lobster yang masih berukuran dibawah 200 gram. Sehingga budiya lobster di Aceh menjadi salah satu peluang usaha nelayan yang sangat menjanjikan.

“Lobster di sejumlah wilayah perairan laut Aceh sangat banyak, tapi lobster yang berukuran kecil dibawah 200 gram tidak boleh ekspor dan ditangkap di bandara oleh petugas, sehingga saya tertarik untuk membuat usaha budidaya lobster,” kata Fajar (31) warga Banda Aceh kepada kompas.com, Sabtu (27/01/18).

Fajar (30) mengaku sudah merintis usaha keramba budidaya lopster bersama tiga rekannya sejak tahun 2012 lalu, selama ini ia mendapat pasokan berbagai jenis bibit lobster kualtas ekspor dari nelayan yang berada di Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Lamno, Calang Kabupaten Aceh Jaya dengan harga rata-rata Rp 25 hingga 30 ribu perekornya yang masih berukuran 100 gram.

Rental Mobil Instagram Post

“Bibitnya lobster saya beli hasil tangkapan nelayan dari Pulo Aceh, Lamno dan Calang, sekali masuk 70 hingga 10 ekor, dalam sebulan ada tiga kali dikirim bibit yang masih berukuran dibawah 200 gram,” katanya.

Setelah merawat dan memberi pakan secara alami selama beberapa bulan,  Lobster hasil budidaya Fajar yang sudah berukuran diatas 200 gram ini kembali dipasok ke sejumlah rumah makan dan restorant baik yang ada di Aceh maupun keluar Aceh dengan harga perkilogramnya mulai dari Rp 400 hingga Rp 800 ribu.

“Lobster yang saya budidaya ini jenisnya mutiara, pasir, batu, dan bambu, biasanya banyak permintaan saat  tahun baru dan imlek, kalau hari-hari biasa yang pesan langganan rumah makan dan restoran,” jelasnya.

Dari hasil usaha budidaya lobster yang dirintis sejak tahun 2012 lalu ini , setiap bulannya rata-rata Fajar (31) dapat meraup untung mulai dari Rp 3 hingga Rp 5 juta perbulan,  karena ia masih terbatas modal untuk biaya bibit lobster dan kebutuhan pakan alami setiap harinya.

“Dulu usaha budidaya lobster ini kelompok kami, tapi sekarang tinggal saya sendiri karena kawan saya yang lain sudah kembali melaut, susah kalau tidak cukup modal untuk biaya perawatannya,  kalau melaut langsung dapat uang setiap hari,  saya juga masih terbatas modal bibit dan pakannya, satu hari minimal saya harus beli ikan segar dari nelayan untuk pakan lobster ini” ujarnya.

Sumber: kompas.com

About Wiwit Cahyati

I'm Graphic Designer, Programmer