BNI Dirikan Rumah Kreatif BUMN Di Seluruh Indonesia

BNI Dirikan Rumah Kreatif BUMN Di Seluruh Indonesia
Berita UKM Nasional Klinik UKM & UMKM

BISNIS RIAU – PT Bank Negara Indonesia Tbk ( BNI) telah mendirikan 44 Rumah Kreatif BUMN (RKB) di seluruh Indonesia untuk memfasilitasi para pelaku UMKM.

RKB yang didirikan BNI tersebut mampu menjadi wadah yang menampung sekitar 160.000 pelaku UMKM. Para pelaku UMKM dapat memanfaatkan RKB untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengembangkan produk, pemasaran, dan pembiayaan.

Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto menuturkan melalui RKB, pihaknya juga memfasilitasi pelaku UMKM untuk mendapatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Rental Mobil Instagram Post

“Dengan suku bunga Kredit Usaha Rakyat atau KUR yang diturunkan dari 9 persen menjadi 7 persen pada tahun 2018, maka sangat sayang jika dilewatkan oleh para pelaku usaha kecil seperti ibu-ibu di Pontianak ini misalnya,” ungkap dia , Selasa (30/1/2018).

Salah satu contoh RKB binaan BNI yang sudah berkembang baik adalah RKB Pontianak. Usia RKB Pontianak baru satu tahun, tetapi sudah lengkap dengan ruang registrasi, ruang konsultasi, ruang pelatihan, hingga studio mini.

Salah satu anggota RKB Pontianak, Intan Liana, pemilik UMKM Akar Keladi Air di Pontianak, Kalimantan Barat mengungkapkan dia berhasil mengembangkan bisnisnya secara daring dengan ikut program RKB ini.

Intan adalah salah satu dari ratusan pelaku UKM yang mendapatkan pelatihan dan pendampingan BNI. Dia mengawali bisnis sejak tahun 1989 silam dengan modal awal sebesar Rp 10 juta.

Menurut Intan, pemasaran secara digital memungkinkan dia memperoleh banyak pesanan.

“Kami mengerjakan produk sesuai pesanan yang sudah ada. Satu kerajinan memakan waktu satu hari untuk produk hantaran seperti tempat kain, handuk dan lain,” kata Intan dalam pernyataan resmi, Selasa (30/1/2018).

Saat ini Intan memiliki 30 jenis produk, antara lain tas, topi, tempat buah, tempat permen, tempat kain dan produk kerajinan lainnya. Adapun masalah yang saya hadapi adalah kekurangan pengrajin.

“Banyak perajin yang saya rekrut tapi pengerjaannya kurang rapi, oleh karena itu setiap tahun saya mengadakan pelatihan dengan harapan mampu menghasilkan produk sesuai dengan ekspektasi dan sesuai standar,” ujar Intan.

Intan menuturkan, dengan bergabung menjadi peserta ia merasakan banyak sekali manfaat dalam menjalankan usahanya.

“Sejak saya bergabung, laba lebih meningkat dan juga jadi banyak yang lebih tahu mengenai produk saya. Bila kita kekurangan sesuatu, pihak BNI banyak membantu. Bila kita yang bicara, mereka akan langsung sampaikan ke dinas terkait,” terang Intan.

 

Sumber : Kompas.com